Selasa, 01 Juni 2021

(2) DICIPTAKAN & DIPELIHARA OLEH SANG MAHA

Siapa yang menciptakan dan mengatur alam semesta yang sedemikian kompleks ini? Tidak ada satu pun makhluk yang kita sebut-sebut tadi mampu melakukannya sendiri. Apakah alam semesta terjadi sebagai suatu kebetulan atau apakah tercipta dan teratur dengan sendirinya ? Tidak juga demikian sebab menurut kenyataan, setiap sesuatu selalu ada yang membuat atau menyebabkan terjadinya atau mengaturnya. Dengan kata lain semua yang ada dalam diri kita atau di luar kita tidak terjadi dengan sendirinya. Selalu ada rangkaian proses sebab-akibat yang panjangnya tak terhingga. Bayi, misalnya, tercipta karena terjadi proses pembuahan sel telur wanita oleh sperma pria. Sementara itu sel telur dan sperma masing-masing tercipta karena berfungsinya fungsi-fungsi jantan dan betina yang ada pada tubuh induknya masing-masing. Fungsi jantan dan betina pada tubuh induk masing-masing tersebut menjadi berfungsi karena tubuh bisa melaksanakan proses pencernakan, pernafasan, dan proses-proses lainnya. Sedangkan proses pencernakan, pernafasan dan lainnya, masing-masing, ada yang mencipta dan mengaturnya. Demikian seterusnya sampai manusia tak sanggup lagi memikirkan dan menjelaskan karena tak terhingga panjangnya.
Karena tak terhingganya siapa yang menjadi pencipta, karena tak terhingganya siapa yang menjadi pengatur, maka yang mencipta dan mengatur alam semesta disebut oleh manusia yang meyakininya dengan sebutan Yang Maha Pencipta, Yang Maha Pengatur, Yang Maha Kuasa, Allah, Rabbi, Thian, Yahwe/Yehowa, Allah Bapa Di Sorga, Tuhan Yang Maha Esa, Sang Hyang Widhi, dll sesuai dengan lidahnya masing-masing. Tentunya kalau yakin dan percaya, kita tidak perlu mempermasalahkan sebutan mana yang paling benar karena sudah dari sejak awal bahasa dan lekukan lidah kita memang diciptakan berbeda-beda. Belum lagi ada di antara kita yang lidahnya tak bisa menyebut “er” tetapi ”el”. Belum lagi di antara kita yang sejak lahir bisu atau pelo. Semua itu adalah karunia dari Yang Menciptakan kita semua. Sang Maha Pencipta dan Maha Pemelihara pun – karena Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya- tak akan marah dengan sebutan yang bermacam-macam itu karena yang menciptakan keberagaman (bahasa, lidah, agama, dll) tersebut adalah Dia juga. Yang penting bagi kita, yang menggunakan bahasa Indonesia, bahwa yang mencipta dan memelihara alam semesta tersebut dalam bahasa Indonesia disebut Yang Maha Kuasa (untuk ringkasnya disingkat YMK). Beberapa rujukannya antara lain sebagai berikut :
  • Yang Menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah kepada yang lebih mengetahui tentang Dia. (QS. 25:59)
  • Beginilah firman Allah, Tuhan, yang menciptakan langit dan membentang-kannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya: (Injil, Yesaya 42:5)
  • Bumi dan langit memisah semua yang ada walau ada Dewa-dewa yang perkasa, mereka tidak menderita. Yang Tunggal menguasai apa yang bergerak dan apa yang diam, apa yang berjalan, apa yang terbang, ciptaan yang beraneka ragam ini (Rig Weda III 54:8). Sesungguhnya apa yang ada di dunia ini, yang berjiwa ataupun yang tak berjiwa, dikendalikan oleh Yang Maha Esa, oleh karena itu orang hendaknya menerima apa yang perlu dan diperuntukkan baginya dan tidak mengiginkan milik orang lain (Weda, Upanisad)
Berbagai fenomena yang ada di alam – kalau kita pelajari - menunjukkan bahwa YMK adalah Maha Segalanya. Binatang yang jinak, misalnya, mendorong timbulnya keinginan manusia untuk mengasihinya dalam bentuk memberikan makanan, mengelus-elus dll. Bahkan bukan hanya yang jinak, binatang yang ganaspun bila dalam keadaan kesakitan seringkali juga “mendorong” makhluk lain (di antaranya manusia) untuk menolongnya. Demikian pula anak yang kelaparan, menyebabkan orang lain menaruh iba kepadanya. Seolah-olah ada yang mendorong untuk berbuat kasih sayang kepada makhluk lainnya. Siapakah yang menjadi sumber awal pendorong kasih sayang ? Jawabnya adalah YMK yang juga Yang Maha Pengasih-Penyayang Yang Maha Gaib (karena tak terlihat). Sebaliknya jika ada makhluk berbuat jahat, maka ada makhluk lain yang terdorong untuk menghukum/membalas dalam bentuk beraneka ragam yang di antaranya adalah cemooh, celaan, hukuman ringan dan bahkan hukuman mati. Sementara itu jika ada yang berbuat baik, maka makhluk lain cenderung untuk memberikan balasan yang baik dalam bentuk yang juga beraneka ragam. Siapa yang menjadi sumber awalnya ? Seperti telaah sebelumnya, yang menjadi sumber awalnya adalah YMK, yang juga Maha Pemberi Balasan Yang Maha Gaib (karena tak terlihat) Dalam melaksanakan kehendakNya itu, termasuk di antaranya memberikan balasan kepada semua makhluk sesuai dengan perbuatannya masing-masing, YMK menciptakan suatu sistem di mana YMK tidak mengerjakannya sendirian. Yang melaksanakan kehendakNya tersebut adalah semua makhluk yang diciptakanNya dan atas dasar inilah YMK disebut Maha Suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Isi