Selasa, 08 Juni 2021

(8) POKOK-POKOK JALAN LURUS AGAR TERUS BERUNTUNG

Hampir semua manusia – kalau mau jujur- menghendaki kehidupan yang sehat, kaya, banyak kawan, suami tampan atau isteri cantik, mertua baik hati dan kaya, semua kebutuhannya tercukupi serta kalau mati dalam keadaan enak, tidak pikun, tidak kesakitan dan masuk surga. Singkatnya, semua manusia dalam kondisi normal menginginkan hidupnya kapan saja dan di mana saja (baik sewaktu hidup di dunia maupun setelah mati) selamat sejahtera yang dalam hal ini untuk gampangnya disebut hidup yang terus memperoleh keberuntungan di sepanjang masa.
Namun seperti telah dibahas, tidaklah mudah untuk mencapai keberuntungan tersebut sebab berbagai kejadian (di antaranya adalah takdir dan godaan) selalu datang silih berganti. Kalau tidak hati-hati, akan menyebabkan manusia tergelincir sehingga mengakibatkan terjadinya azab. Oleh sebab itulah manusia perlu menempuh jalan lurus atau jalan keberuntungan. Bukan jalan bengkok atau tersesat atau yang dimurkai YMK. Yang disebut sebagai jalan lurus – menurut firman YMK- adalah menyembah YMK (sebagai suatu yang fitrah), tidak ragu-ragu tentang hari kiamat, selalu ingat (shalat), memberikan kelebihan (menunaikan zakat), tidak berpecah belah, dll sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
  • Sesungguhnya Allah adalah Rabbku dan Rabbmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. (QS. 19:36)… dan hendaklah kamu menyembah-Ku.Inilah jalan yang lurus. (QS. 36:61. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. 30:30). Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (QS. 43:61). Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan meunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. 98:4-5), dll
  • Jalan Tengah, yang memberikan penerangan dan menuju kepada ketenangan, kepada keinsafan, pencerahan, Nirwana (Sabda Budha).
  • Kebodohan adalah kesukaan bagi yang tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai berjalan lurus.(Injil, Amsal 15:21). Jejak orang benar adalah lurus, sebab Engkau yang merintis jalan lurus baginya. (Injil, Yesaya 26:7)
  • “Firman Thian (Tuhan Yang Maha Esa) itu dinamakan Watak Sejati. Hidup mengikuti Watak Sejati itu dinamakan menempuh Jalan Suci. Bimbingan menempuh Jalan Suci itulah dinamakan Agama Jalan Suci tidak boleh terpisah biar sekejappun. Yang boleh terpisah itu bukan Jalan Suci….(Sabda Khong Fu Cu dalam Kitab Suci Susi, Tengah Sempurna Bab Utama).
Sementara itu menurut YMK pula, manusia baru akan memperoleh keberuntungan/kemudahan / pahala kalau dia :
  • banyak mengingatNya saat bertebaran di bumi sehabis shalat (QS 62 : 9-10).
  • memberi, bertakwa dan membenarkan pahala (QS 92:1-13)
  • selalu membaca kitab Allah, ingat (shalat), menafkahkan sebagian rezeki dengan cara diam-diam atau terang-terangan (QS. 35:29),
  • selalu sabar dalam keadaan terus beriman dan beramal saleh (QS 28:80), dll
Itulah sebagian dari pokok-pokok jalan lurus yang mengakibatkan manusia akan memperoleh keberuntungan berupa pahala di sepanjang masa. Apa yang akan diperoleh sebagai pahala bilamana manusia berjalan pada jalan lurus ? YMK menjelaskan bahwa pahala yang diperoleh tersebut antara lain adalah :
  • lemah lembut (QS 3:159; 19:96), dendam dicabut (QS 7:42-43), berjiwa tenang sehingga masuk surga (QS 89:27-30)
  • bersama-sama dengan orang yang diberi rakhmat dan mereka adalah teman yang terbaik (QS 4;69)
  • perniagaan yang tidak merugi (QS. 35:29), dibantu malaikat dengan izin YMK (QS 41:30-32), menjadi penguasa/mempusakai muka bumi (QS 24:55; 21:105)
  • hidup di surga sebagai wali Allah yang tidak khawatir dan tidak sedih (QS 7:49; 10:62), dll
Lemah lembut dan dendam dicabut akan menyebabkan musuh berkurang. Tidak khawatir dan tidak sedih akan menyebabkan penyakit (terutama depresi) menjadi berkurang bahkan hilang. Perniagaan tidak merugi akan menyebabkan sejahtera. Hidup di surga tentunya merupakan salah satu puncak keberuntungan. Itulah berbagai macam pahala yang bisa disebut dari tak terhingga pahala yang akan diberikan oleh YMK bila manusia mengikuti jalan lurus menuju keberuntungan. Secara lebih sederhana – dengan mendasarkan diri pada firman-firman YMK tersebut di atas - jalan lurus atau jalan keberuntungan sepanjang masa dapat dirumuskan menjadi berlomba-lomba mawas diri, lalu berbuat kebaikan dengan cara memperbaiki diri dan memberikan manfaat buat dunia sekeliling kita, sesuai dengan kesanggupan.kita dalam keadaan sabar dan selalu ingat kepadaNya sebagai wujud dari ikrar menyembah Yang Maha Pengasih-Penyayang, walaupun itu hanya sekadar memberi sesuap nasi atau secercah senyum atau secuil kalimat memaafkan atau ucapan terima kasih atau menghubungkan yang kurang dengan yang mampu atau mendamaikan yang sedang bermusuhan atau menahan kata-kata pedas atau menjadi isteri yang baik bagi suaminya atau suami yang baik bagi isterinya atau orang tua yang baik bagi anaknya atau anak yang baik bagi orang tuanya atau saudara yang baik bagi saudaranya atau warga yang baik bagi komunitasnya atau pimpinan yang baik bagi anak buahnya atau anak buah yang baik bagi pimpinannya, atau murid yang baik bagi gurunya atau guru yang baik bagi muridnya atau menengok yang sakit atau menyalami yang sedang gembira. Itulah inti dari ajaran YMK, yaitu ajaran yang lurus, yakni selalu ingat kepadaNya dan mengasihsayangi umatNya dalam keadaan sabar. Tidak sebaliknya, yaitu melakukan perusakan, permusuhan, kejahatan, dsb. Jalan keberuntungan atau jalan lurus itu diciptakan oleh YMK dengan sebutan yang bermacam-macam sebagaimana sebutan kepadaNya juga berbeda-beda karena KemahaBesaranNya. Ada jalan (agama) Tao, Ada jalan (agama) Khong Fu Su, Ada jalan (agama) Islam/Muslim, ada jalan (agama) Kristiani, ada jalan (agama) Hindu, ada jalan (agama) Budha, ada jalan penganut kepercayaan. Semuanya dihadirkan karena YMK mengasihsayangi manusia yang diciptakan dalam keadaan bernekaragam itu. Mana ajaran yang benar ? Ajaran YMK tidak pernah salah, Yang berperan di sini adalah manusianya yang mungkin tidak tahu atau mungkin lupa sehingga tergelincir (akibat godaan dari utusanNya yang berfungsi menggoda /menyesatkan) lalu menyebabkan manusia :
  • hanya mengagung-agungkan nabi/rasul /orang-orang suci tertentu serta mengecilkan arti rasul /nabi lainnya
  • suka memperdebatkan konsep / hakekat hanya untuk mendapatkan pengakuan/jastifikasi bahwa “kamu benar “ atau “ jalan/ agamamu benar”
  • menjadikan suatu jalan / agama sebagai alat untuk untuk mencapai tujuan / kepentingan sesaat (mengumpulkan umat, berpolitik, dll) sehingga timbullah berbangga-bangga dan kedengkian serta mencela umat lain,
  • menghalalkan yang diharamkan, mengharamkan yang dihalalkan
  • mengubah firman atau mempelajari firman hanya sebagian saja tidak secara keseluruhan,
  • tidak mau mempelajari dan memahami umat lainnya sehingga tidak mengetahui anugerah YMK yang diberikan kepada berbagai umatNya
  • memaksakan suatu syariat agama tertentu kepada pengguna syariat agama lain lain padahal hikmahnya sama
  • berlebih-lebihan dalam melaksanakan syariat sehingga menyimpang dari inti syariat tersebut, dll
Beberapa firman yang berkaitan dengan hal ini antara lain menjelaskan sebagai berikut :
  • Katakanlah (hai orang-orang mukmin) : " Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang telah diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb-nya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (QS. 2:136)
  • Katakanlah:"Hai Akhli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan al-Quran yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Rabbmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu. (QS. 5:68). Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. 5:69)
  • Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (al-Quran) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi al-Quran dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata:"Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. 3:7)
  • Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas. (QS. 6:119)
  • Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain.(Injil, Ikorintus 4:6)
  • “Dua hal ini, oh petapa, tidak akan dilakukan oleh mereka yang pergi dari dunia ini. Apakah dua hal itu ? Yang pertama adalah bersatu dengan nafsu rendah, yang bisa diabaikan dan tak berguna. Yang kedua adalah bersatu dengan penyiksaan diri yang menyakitkan, bisa diabaikan dan tak berguna. Menghindarkan dua ekstrem ini, Tathagata telah mencapai pengetahuan tentang Jalan Tengah, yang memberikan penerangan dan menuju kepada ketenangan, kepada keinsafan, pencerahan, Nirwana.(Sabda Budha)
Siapapun yang berusaha dan belajar memahami serta mempraktekkan jalan lurus akan beranggapan bahwa tidak ada manusia yang salah. Yang ada adalah manusia yang tidak tahu atau lupa /lengah sehingga tergelincir berbuat sepeti itu. Mengapa ada manusia yang berbuat seperti itu ? Ternyata itu pun juga telah menjadi kehendakNya sehingga kita tidak bisa begitu saja merubah keadaan manusia tanpa izinNya. Dengan memahami kondisi seperti itu maka kasih sayanglah yang akan mengedepan dalam menghadapi setiap makhluk. Tidak ada lagi tempat buat menyalahkan, menyepelekan, berbuat semena-mena, atau bersengketa dengan orang lain yang berada dalam kondisi lengah atau tidak tahu mengenai jalan lurus. Dengan melihat kenyataan ini maka sesungguhnya manusia yang masih bertikai adalah manusia-manusia yang sama-sama tidak tahu atau lengah. Adalah tugas manusia yang lebih tahu dan tidak lengahlah untuk memberitahu dan mendamaikan mereka dengan sabar, tanpa memaksakan dan dengan menggunakan petunjukNya.. Jadi selama mengikuti YMK dalam keadaan ingat dan sabar maka selama itu pula seorang manusia berada di jalan lurus. Ia akan menghindari berbuat semena-mena, menyepelekan, mengecilkan arti, dan persengketaan. Ia akan mencoba berusaha terus menerus untuk menganjurkan tanpa paksaan kepada lingkungannya untuk berdamai, saling berkoordinasi dan berlomba membangun dan membangun dengan sabar. YMK tidak membeda-bedakan manusia dan ajaran yang dipakai oleh manusia. YMK tidak membeda-bedakan syariat. YMK hanya membedakan siapa yang paling takwa sebagaimana tercantum dalam firmannya:
  • Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Rabb mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. 2:62). Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (QS. 2:177). Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Rabbmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah :"Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan". (QS. 22:67-68)
  • Penganut yang menyembah Tuhan lain dengan takwa sesungguhnya menyembah Aku, (meskipun) dengan cara tidak teratur (Weda, Baghawat Gita IX.23),
  • Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan Taurat dan kitab para nabi melainkan untuk menggenapinya (Injil, Matius 5:17)… karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah yang paling kecil dan mengajarkannya demikian kepada orang lain akan menduduki tempat yang paling rendah di surga. Jika kehidupan keagamaanmu tidak lebih baik dan benar daripada Akhli Taurat dan Farisi, kamu tidak masuk kerajaan surga (Injil, Matius 5:19-20), dl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Isi