Senin, 07 Juni 2021

(7) KEBANYAKAN MANUSIA MERUGI

Seperti telah dibahas sebelumnya, manusia sejak lahir sampai matinya akan mengalami berbagai kejadian. Secara umum kejadian- kejadian tersebut dapat dikelompokkan menjadi : takdir, godaan, petunjuk / nasehat, pahala /hadiah, azab/hukuman. Takdir adalah sesuatu kejadian yang bersifat “given”. Misalnya lahir sebagai wanita atau laki-laki, lahir dalam keadaan cacat, lahir dari ibu seorang pelacur atau lahir dari ibu yang suaminya kaya dan berkuasa, beristeri atau bersuami namun tidak dikaruniai anak kandung, suami terpilih menjadi wakil presiden, merasakan keganasan zaman “edan”, dll. Kejadian semacam ini tidak bisa ditolak dan tidak bisa diubah oleh penerimanya pada saat kejadian yang berupa takdir tersebut datang.
Mengapa dalam hidup manusia diberi takdir ? Mengapa manusia tidak disamakan saja takdirnya ? Penelaahan lebih mendalam melalui analisis dan penelusuran berbagai referensi memberikan jawaban yang di antaranya adalah sebagai berikut:
  • Takdir diberikan kepada manusia untuk mengingatkan manusia bahwa meskipun ia dapat mengelola alam namun ia hanya sekadar wakil YMK sehingga kehendakNyalah yang berlaku.bukan kehendak dia sebagai manusia (contohnya : ditakdirkan sebagai penguasa negara di mana ia ingin berdamai dengan negara lain namun negara lain itu ditakdirkanNya memaksakan kehendak untuk menguasai negaranya)
  • Takdir diberikan kepada manusia sebagai cobaan agar manusia ybs selain bersyukur atas apa yang terjadi pada dirinya juga berusaha memperbaiki diri dengan sabar (contohnya: takdir dilahirkan dari kalangan orang miskin yang mengharuskan dia bersyukur dan berusaha untuk kaya dengan cara yang lurus)
Godaan, sebagai bentuk kejadian selain takdir, pada intinya adalah suatu “energi” (di antaranya berupa bisikan dalam hati) yang menyebabkan timbulnya keinginan atau ketakutan atas takdir yang diberikan kepada kita. Beberapa contoh di antaranya adalah:
  • Ditakdirkan lahir dari keluarga miskin maka biasanya ada “godaan/bisikan” berupa keinginan untuk cepat kaya dengan cara menyimpang.
  • Ditakdirkan lahir dalam kondisi cacat maka biasanya ada “godaan /bisikan” untuk menyalahkan YMK yang telah menciptakannya.
  • Ditakdirkan tak punya anak maka biasanya ada “godaan/bisikan” berupa keinginan untuk kawin lagi, menyalahkan pasangan, atau memakai jalan pintas dengan cara mencari “orang pintar”
  • Ditakdirkan mempunyai pimpinan yang sangat otoriter maka biasanya ada godaan / bisikan berupa ketakutan sehingga ia “menjilat” pimpinan dan merugikan teman sekerja/anak buah.
  • Ditakdirkan hidup dalam periode “zaman edan” maka ada godaan / bisikan yang menimbulkan keinginan untuk kaya / berkuasa tanpa susah-susah sehingga menghalalkan yang sesungguhnya haram dan mengharamkan yang sesungguhnya halal.
Mengapa manusia digoda ? Hasil penelusuran kitab suci menghasilkan jawaban yang natara lain sebagai berikut
  • YMK memberi kesempatan kepada fungsi penyesat / penggoda (iblis/syaitan) untuk menjalankan perannya untuk menggoda manusia karena YMK Maha Adil (QS. 15:28-42, 17:62-63)
  • YMK hendak menguji apakah benar manusia menepati janji seperti yang diikrarkannya pada saat mau dilahirkan
Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):"Bukankah Aku ini Rabbmu". Mereka menjawab:"Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb)". (QS. 7:172)
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS. 33:72)
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:"Bilakah datangnya pertolongan Allah". Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. 2:214)
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. 91:7-10)

Godaan yang dialami manusia, kalau tidak dikendalikan< akan menjadikan manusia tergiring masuk ke jurang ‘ketidakenakan’. Beberapa fenomena godaan yang menggiring manusia ke situasi yang tidak mengenakkan tersebut antara lain :
  • Saking sayangnya kepada pacar maka seseorang menjadi lupa belajar, lupa kerja, patah hati, bahkan ada yang bunuh diri.
  • Saking takutnya kepada atasan maka seseorang menjilat atasan dan merugikan (sadar atau tidak sadar) rekan kerja dan anak buahnya sendiri.
  • Saking senangnya bekerja maka seseorang sampai lupa waktu untuk makan/ istirahat, mendidik / mengajar anak dan bersilaturahmi dengan keluarga sampai suatu saat ia terkena penyakit maag, lever, keluarga berantakan dll.
  • Saking takutnya anaknya tak berhasil maka ia paksa anaknya belajar untuk mendapatkan peringkat di sekolah.
  • Saking sayangnya kepada mobilnya maka seseorang menjadi sangat marah kepada orang lain yang secara tak sengaja melecetkan cat/ merusak mobilnya
  • Saking takutnya pada isteri maka seseorang berbohong kepada isterinya agar isterinya tersebut tidak marah .
  • Saking sayangnya pangkat/ jabatan (baik di birokrasi maupun politik) maka seseorang berusaha dengan berbagai cara agar ia bisa berpangkat/ berjabatan dan tidak diturunkan dari pangkat/ jabatannya.
  • Saking takutnya miskin maka seseorang menjadi sangat pelit untuk mengeluarkan sebagian hartanya atau bekerja keras sehingga lupa bersilaturahmi.
  • Saking senangnya seks maka seseorang memburu tempat-tempat yang dianggapnya dapat memberikan kepuasan seks sampai suatu saat ia akan kecewa karena diserang penyakit atau digerebeg petugas/polisi
  • Saking senangnya makan maka seseorang lupa mengendalikan diri sehingga suatu saat ia akan sakit akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. �� Saking merasa pandainya maka seseorang tidak mau mendengar himbauan/ peringatan dan nasehat orang kebanyakan
  • Saking senangnya terlihat “wah” di mata orang lain maka seseorang membangun / membeli rumah, mobil, dll yang mencolok dibandingkan orang kebanyakan sehingga suatu saat ia akan kecewa karena rumahnya / mobilnya dirampok atau dicuri orang
  • Saking sayangnya kepada anak maka semua permintaan anak tersebut diturutinya sampai suatu saat ia akan kecewa karena ulah anaknya atau karena kejadian lain yang menimpa anaknya
  • Saking inginnya cepat kaya maka ia mencari cara lain untuk secepatnya menjadi kaya, antara lain dengan meminta bantuan jin, dll..
  • Saking inginnya “dekat” dengan Tuhan maka seseorang berpuasa berhari-hari, bertapa di atas gunung, lupa duniawi, lupa anak-isteri, dll
  • Saking senangnya cewek dan merasa diri tidak “pede” (percaya diri) maka seseorang pergi ke dukun ‘pelet’ untuk memikat sang cewek.
Untungnya, YMK Yang Maha Pengasih tidak membiarkan manusia begitu saja. Petunjuk atau tuntunan dari YMK lewat para utusanNya selalu datang kepada manusia. Namun demikian, kuat yang mana, apakah hawa nafsu yang kuat ataukah akal berdasarkan petunjukNya yang kuat ?. Kalau hawa nafsunya lebih kuat maka ia akan megerjakan perbuatan negatif sedang bila akal dan petunjukNya lebih kuat maka ia akan melakukan perbuatan positif. Bagi manusia yang mengerjakan perbuatan positif maka dia akan memperoleh pahala dan dia disebut sebagai manusia beruntung (termasuk di dalamnya adalah memperoleh kemudahan). Sedangkan bagi manusia yang mengerjakan perbuatan negatif maka dia akan memperoleh azab sehingga dia termasuk kategori manusia merugi. Beberapa ayat YMK yang berkaitan dengan keberuntungan dan kerugian menjelaskan sebagai berikut :
  • Manusia disebut merugi bilamana dia kehilangan diri sendiri dan keluarga (QS 42:45). Manusia akan celaka bila dia mengumpat dan mencela (QS 104:1), menetapkan (QS 74:11-310), jika tidak menegakkan shalat/tidak ingat YMK (QS 75:26-35), tidak memuliakan anak yatim, tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin, makan harta dengan cara mencampuradukkan yang benar dan yang buruk dan lebih mencintai harta (QS 89:15-20).
  • Manusia akan mendapatkan kesempitan hidup bilamana dia bakhil, merasa diri cukup dan mendustakan pahala terbaik (QS 92:1-13). Manusia akan memperoleh kemudahan kalau dia memberi, bertakwa dan membenarkan pahala (QS 92:1-13). Manusia akan beruntung kalau banyak mengingat Allah ketika bertebaran di muka bumi sehabis shalat (QS 62 : 9-10). Manusia akan beruntung dalam usaha/perniagaan kalau dia selalu membaca kitab Allah, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rezeki dengan cara diam-diam atau terang-terangan (QS. 35:29), dll
  • Manusia akan beruntung ke manapun pergi kalau kuat dan teguh hatinya dengan sungguh-sungguh, bertindak hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan oleh Musa; tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri (Injil, Yosua, 1:7)
  • Manusia akan beruntung kapan dan di mana saja kalau melakukan kewajiban dengan setia terhadap Tuhan Allah, hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, (Injil, 1Raja-raja 2:3)
Sebagian besar manusia – menurut YMK- termasuk golongan yang merugi karena mengerjakan perbuatan negatif akibat tidak tahu, tahu tetapi lengah / tidak sengaja dan tahu tetapi sengaja melanggar petunjuk YMK. Menurut YMK, kondisi sebagian besar / kebanyakan manusia adalah sebagai berikut
  • tersesat dari jalan lurus karena mengikuti hawa nafsu orang-orang yang lebih dahulu (QS. 5:77), disesatkan dan makin bertambah kesesatannya bilamana ia zalim (QS. 71:24), telah sesat (sebagian besar umat dahulu) (QS. 37:71), disesatkan oleh berhala-berhala (QS. 14:36)
  • selalu tidak berterima kasih (QS.17:67), sangat kikir (QS.17:100), tergesa-gesa (QS.17:11), amat zalim / bodoh (QS.33:72), jika ditimpa malapetaka tidak jemu memohon kebaikan, putus asa dan banyak berdoa namun jika diberi rakhmat sesudah susah maka ia berkata bahwa itu adalah haknya kemudian ia berpaling menjauhkan diri (QS.41:49-51),
  • selalu lari dari sakaratul maut (QS.50:19), lalai dari hari ancaman (QS.50:22), tidak mau mendengar berita gembira dan peringatan Allah lewat kitabNya (QS.41:4), tidak mensyukuri nikmat sehingga membohongi Allah tentang kiamat (QS. 10:60), benar-benar mengingkari pertemuan dengan YMK dan tidak memikirkan diri sendiri (QS. 30:8), fasik /benar-benar fasik (QS. 5:49, 59), fasik karena hati menjadi keras setelah masa panjang berlalu sejak Al-Kitab diturunkan (QS. 57:16), menyesatkan orang beriman dari jalanNya (QS. 6 :116), benar-benar hendak menyesatkan orang lain dengan nafsu tanpa pengetahuan sehingga mengharamkan yang tidak diharamkanNya(QS. 6:119)
  • tidak percaya bahwa Allah menciptakan langit dan bumi lebih besar daripada menciptakan manusia (QS. 40:57), tidak beriman kepada hari kiamat yang pasti akan datang (QS. 40: 59), tidak beriman bahwa Al Quran berasal dariNya sehingga ia menjadi ragu-ragu (QS. 11: 17;13:1), tidak suka / ingkar perumpamaan yang diulang-ulang QS (QS. 17:89), mempersekutukan Allah sehingga negerinya dihancurkan / diazab (QS. 30:42).
  • tidak mensyukuri bahwa karunia besar datang dariNya (QS. 27:73); tidak mensyukuri bahwa karuniaNya berupa malam untuk istirahat dan siang yang terang benderang (QS. 40:61), tidak mensyukuri nikmat telah dapat mengikuti agama-agama Ibrahim, Ishak dan Yakub yang tidak mempersekutukanNya (QS. 12:38), tidak mensyukuri (dihidupkan setelah dimatikan) (QS. 2:243)..
  • lengah dari tanda-tanda kekuasaanNya (QS. 10:92), membenci kebenaran (QS. 43:78), tidak tahu tentang kiamat (QS.7:187), tidak tahu bahwa manusia dihidupkan / dimatikan / dikumpulkan di hari kiamat oleh Allah (QS. 45:26), tidak tahu bahwa orang mati dibangkitkan Allah sebagai janjiNya yang benar (QS. 16:38), tidak tahu bahwa Allah berkuasa terhadap urusanNya (QS. 12:21), tidak tahu bahwa janji Allah adalah benar (QS. 28:13; 30:6); tidak tahu bahwa agama lurus hanya menyembah Allah (QS. 12:40), tidak tahu bahwa tidak ada perubahan pada fitrah Allah (agama lurus) dan manusia harus tetap pada fitrah itu (QS. 30:30), tidak tahu bahwa Allah melapangkan/ menyempitkan rezeki bagi siapa saja yang dikehendakiNya (QS.34:36); tidak tahu bahwa bila ditimpa bahaya ia menyeru Allah namun menganggap diri pintar bila diberi nikmat (QS. 39:49), tidak tahu dan tidak akan beriman (kecuali jika dikehendakiNya) bahwa jika Allah menurunkan malaikat maka orang mati akan berbicara dengan mereka (QS. 6:111), tidak tahu bahwa ada manusia yang mempunyai pengetahuan dari Allah (QS. 12:68); dll
  • melakukan kejahatan dan membelokkan hukum (Injil, Keluaran 23:1-2), kasih sayangnya makin menjadi dingin karena makin durhaka. (Injil, Matius 24:12) Apakah kita termasuk manusia seperti itu ? Mudah-mudahan tidak atau dengan kata lain mudah-mudahan kita termasuk golongan manusia yang beruntung karena tetap berada pada jalan yang lurus.(jalan yang benar).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Isi